Siang itu cuaca terlihat cukup sejuk. Langit sedikit berawan. Beberapa menit usai mata kuliah ke-3, fuad bergegas ke toilet hendak mengambil wudlu. Di tempat sholat, tampak jukih sudah memulai lebih dulu. Namun ad sesuatu yang membuat fuad lebih memperhatikan gaya sholatnya jukih, kali ini jukih terlihat jauh lebih khusyu’ dari biasanya. Rakaat demi rakaat diperhatikanya jukih dengan cermat. Pada rakaat kedua, mulai terdengar isak tangis jukih walau sedikit tertahan. Rakaa’at ketiga jukih mulai kesulitan menahan isaknya yang semakin terdengar jelas oleh fuad. Air mata semakin deras mengalir di pipinya. Fuad sangat takjub melihat itu. Memasuk rakaat keempat, jukih terlibah lebih tenang lgi, walau isak tertahannya mash terdengar. Namun rasa penasaran fuad terlanjur tumbuh dengan suburnya. Ia berniat akan bertanya bagaimna jukih bisa khusyu’ seperti itu. Setelah salam jukih tidak langsung beranjak, tetapi duduk berdiam seperti merenungi sesuatu sambil berusaha menghapus banjir air matanya. Fuad menganggap juki sedang berzikir atau semacamnya, terpaksa niatnya tertunda sebentar. 5 menit berlalu jukih belum bergeming, fuad semakin penasaran. Barulah setelah 10 menit jukih bangkit dan berlalu dengan kepala tertunduk tanpa menghiraukan fuad. Fuad yang memang sudah penasaran sejak tadi mencegah jukih dan langsung bertanya :
Fuad : “juk...hebat banget lo...bisa sholat kayak gitu,..ajarin gw dong caranya....”
Jukih : (sambil tetap tertunduk). “waduh...gimana yaa...emang sholat gua kenapa?”
Fuad :” pura-pura lagi....lha tadi lo sholat sambil nangis-nangis. Supaya khusyu’ kayak gitu gimana carannya?”
Jukih : (tidak lagi tertunduk, sambil kembali menghapus air matanya yang kembali menetes)
“bukannya khusyu.....gua lagi mikirin si Tebe...ampe ari gini dia belon pulang”
Air mata jukih kembali mengalir deras, ia langsung berlalu dari hadapan Fuad. Fuad garuk-garuk kepala
hahahaaaaaa......
BalasHapus